Rabu, 20 Maret 2013

KONTRIBUSI HAVIGHURST TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING




1.      Riwayat Robert James Havighurst
Robert James Havighurst (5 Juni 1900 di De Pere, Wisconsin - 31 Januari 1991 di Richmond, Indiana) adalah seorang profesor, fisikawan, pendidik, dan ahli penuaan. Ayahnya Alfred Havighurst Freeman, dan ibunya Winifred Weter Havighurst, adalah pendidik di Lawrence University. Havighurst bekerja dan dipublikasikan baik pada era ke 80-an. Menurut keluarganya, Havighurst meninggal karena penyakit Alzheimer pada usia 90.
a.             Pendidikan
Dia bersekolah di sekolah umum di Wisconsin dan Illinois. Dia memperoleh banyak derajat dan prestasi pendidikan: 1918-1921 BA dari Ohio Wesleyan University, 1922 MA Ohio State University, 1924 Ph.D., Kimia Ohio State University, 1953-1954 Fulbright Scholar, University of Canterbury, Selandia Baru, 1961 Fulbright Scholar University of Buenos Aires, 1962 Kehormatan Gelar Sc. Adelphi University, 1963 Hon. L.L.D. Ohio Wesleyan University. 2.006

b.            Karier
Ia menerbitkan sejumlah makalah di jurnal fisika dan kimia tentang struktur atom pada tahun 1924. Ia pergi ke Harvard University sebagai postdoctoral fellow, mempelajari struktur atom dan kertas penerbitan di jurnal fisika dan kimia.
Dia memutuskan untuk mengubah karir pada tahun 1928, sehingga ia pergi ke bidang pendidikan eksperimental. Ia menjadi asisten profesor di University of Wisconsin-Madison. Pada tahun 1940, ia menjadi seorang profesor pendidikan di University of Chicago di Komite Universitas Pembangunan Manusia. Dia bekerja di bidang penuaan. Sekali lagi, di tahun yang sama ia tertarik pada aspek internasional dan komparatif pendidikan. Dia menulis beberapa buku dan banyak makalah yang diterbitkan. Dan makalah yang diterbitkannya yang paling terkenal buku berjudul "Pembangunan Manusia dan Pendidikan".
Ia dilantik di Adult Internasional dan Balai Pendidikan Berkelanjutan of Fame.

c.             Intelektual kontribusi
Penelitian pendidikan Havighurst berbuat banyak untuk memajukan pendidikan di Amerika Serikat. Teori pendidikan sebelum Havighurst adalah terbelakang. Anak-anak belajar dengan hafalan dan sedikit perhatian diberikan kepada bagaimana anak-anak berkembang. Dari 1948 ke 1953 ia mengembangkan teori yang sangat berpengaruh dalam perkembangan manusia dan pendidikan. Penelitiannya terbesarnya adalah pada tugas perkembangan. Havighurst mencoba untuk menentukan tahap perkembangan pada berbagai tingkatan.
Havighurst mengidentifikasi enam tahapan utama dalam kehidupan manusia meliputi lahir sampai usia tua:
1)      Bayi & anak usia dini (lahir sampai 6 tahun)
2)      Tengah anak (6-13 tahun)
3)      Remaja (13-18 tahun)
4)      Awal Adulthood (19-30 tahun)
5)      Middle Age (30-60years old)
6)      Kemudian jatuh tempo (60 tahun ke atas)

Dari sana, Havighurst mengakui bahwa setiap manusia memiliki tiga sumber untuk tugas-tugas perkembangan, yakni:
1)      Tugas yang muncul dari kematangan fisik: Belajar berjalan, berbicara, kontrol dari usus dan urine, berperilaku dengan cara yang dapat diterima oleh lawan jenis, menyesuaikan diri dengan menopause.
2)      Tugas yang muncul dari nilai-nilai pribadi: Memilih pekerjaan, mencari tahu yang pandangan filosofis.
3)      Tugas yang memiliki sumber mereka dalam tekanan masyarakat: Belajar membaca, belajar untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Model tugas perkembangan yang dikembangkan Havighurst adalah bergantung usia dan semua fungsi pragmatis disajikan tergantung pada usia mereka, pendidikan pekerjaan dan hak-hak sipil.
Dari tahun 1967 sampai 1971, Havighurst diarahkan Studi Pendidikan Nasional India, yang didanai oleh Kantor Pendidikan Amerika Serikat. Dia melibatkan penduduk asli Amerika dalam perencanaan penelitian serta membantu dalam pekerjaan lapangan dan analisis data. Kesimpulan menunjukkan bahwa pendidikan untuk pemuda asli Amerika di seluruh Amerika Serikat bervariasi menurut beberapa faktor seperti pendanaan, lokasi, kurikulum, dosen, derajat isolasi, dan perbedaan budaya. Rekomendasi termasuk cara menemukan bagi penduduk asli Amerika untuk memiliki suara yang meningkat dalam pendidikan dan pembentukan Komisi Nasional Pendidikan India.
Pada akhir 1960-an dan 1970-an, Havighurst memusatkan perhatiannya pada masalah pendidikan perkotaan. Dia melakukan studi sekolah menengah umum di empat puluh lima kota terbesar di Amerika Serikat. Studi ini meneliti: tujuan pendidikan, struktur dan organisasi sekolah, karakteristik staf, kurikulum, kegiatan mahasiswa, aktivis mahasiswa, dan sekolah-hubungan masyarakat. Havighurst menyimpulkan bahwa ada segregasi lebih banyak dan lebih dalam dan pemisahan siswa SMA dari kelompok sosial ekonomi dan etnis yang berbeda di 1969-1970 dari ada sepuluh atau dua puluh tahun sebelumnya. Pada tahun 1977, pada usia tujuh puluh tujuh, ia coedited sebuah buku di mana dia mengembangkan serangkaian kebijakan dan praktek untuk perbaikan sekolah kota besar didasarkan pada penelitian.

2.      Pandangan Havighurst
Havighurst (1900-1991) adalah seorang ilmuwan yang ahli di bidang perkembangan dan manula. Ia juga concern di bidang fisika dan kimia. Namun pada tahun 1982, ia tiba-tiba memutuskan mengubah concernnya di bidang pendidikan. Havighurst membedakan enam tahapan perkembangan berdasarkan karakteristik tugas perkembangan manusia. Tahapan-tahapan tersebut ialah:
  1. Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0-6 tahun)
  2. Kanak-Kanak Madya (6-13 tahun)
  3. Remaja (13-18 tahun)
  4. Dewasa Awal  (19-30 tahun)
  5. Masa Paruh Baya (30-60 tahun)
  6. Usia Lanjut (diatas 60 tahun)



Developmental Tasks
 Intisari dari tugas-tugas perkembangan yang disusun oleh Havighurst adalah; pertama, tugas yang berhubungan dengan kematangan fisik (belajar berjalan, berbicara, mengontrol pembuangan feses dan urin, melakukan perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh lawan jenis, menyesuaikan diri dengan kondisi menopause). Kedua, tugas perkembangan yang didasari nilai-nilai personal (memilih pekerjaan, mencari tahu mengenai pandangan-pandangan filosofis). Ketiga, tugas perkembangan yang berhubungan dengan tuntutan-tuntutan lingkungan sosial (belajar membaca, belajar menjadi warga negara yang bertanggung jawab).
Berikut ini adalah pentahapan tugas perkembangan menurut Havighurst:
0-6 tahun
Di masa ini manusia belajar untuk berjalan, merangkak, memakan makanan yang padat, berbicara, mengontrol regulasi pembuangan feses dan urin, mengenali dan membedakan ciri-ciri fisik berdasarkan gender, belajar sedikit demi sedikit untuk membaca, serta membentuk konsep dan mempelajari bahasa untuk mendeskripsikan situasi fisik dan sosial yang riil.
6-13 tahun
Di masa ini manusia belajar kemampuan fisik untuk melakukan permainan sederhana, menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua, membangun perilaku yang sehat agar diterima secara sosial, mengenali  peran-peran gender secara lebih kompleks (maskulin-feminin), membangun konsep yang teratur mengenai kehidupan sehari-hari, mengembangkan kesadaran, moralitas, dan perangkat nilai serta sistem sosial, mencapai independensi personal, serta membangun sikap dan perilaku yang sesuai dengan sistem nilai yang dianut lingkungan sosialnya.
13-18 tahun
Di masa ini manusia belajar untuk, membangun hubungan yang matang dengan kawan sebaya dari berbagai jenis kelamin, mempelajari dan menggapai salah satu peran gender, menggapai kemandirian emosional terpisah dari orangtuanya dan orang dewasa lainnya, menyiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga, memilih perangkat nilai dan sistem etis yang menjadi panduan dalam berperilaku, menggapai perilaku-perilaku yang punya nilai tanggung jawab sosial, serta memilih pekerjaan.
19-30 tahun
Di masa ini manusia harus memilih pasangan, belajar untuk hidup berdampingan dengan pasangan hidup, membangun keluarga, mengasuh anak, mengurus rumah, memulai pekerjaan, memiliki tanggung jawab sosial secara luas, serta menemukan social group yang menyenangkan.
30-60 tahun
Di masa ini manusia sudah mulai mendampingi remaja dan anak-anak agar menjadi pribadi yang yang bahagia dan bertanggung jawab, menggapai inluensi sosial dan tanggung jawab yang lebih luas dalam masyarakat, mencapai dan memelihara performansi yang memuaskan dalam pekerjaan, membangun aktivitas adult leisure time, menerima dan menyesuaikan perubahan-perubahan psikologis pada masa paruh baya, dan menyesuaikan diri menjadi orangtua lanjut.
Diatas 60 tahun
Di masa ini manusia biasanya menyesuaikan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan terhadap penurunan pendapatan dan pensiun, menyiapkan kematian pasangan, membangun afiliasi yang eksplisit terhadap salah satu kelompok manula, mengadopsi dan mengadaptasi peranan sosial dalam cara-cara yang fleksibel, serta membangun kepuasan fisik terhadap hidupnya.

3.            Implikasi Pandangan Robert James Havighurst terhadap Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks  adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (Naskah Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, 2007).
Sejak tahun 1950-an penekanan pada perkembangan dalam bimbingan dan konseling sejalan dengan konsepsi tugas-tugas perkembangan yang dicetuskan oleh Havighurst(Hansen, dkk.,1976). Dalam hal itu, peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan dipusatkan untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju kematangan dalam perkembangannya.
Thompson & Rudolph menekankan bahwa tugas bimbingan dan konseling adalah menangani hambatan-hambatan perkembangan itu.  Masing-masing individu berada pada usia perkembangan. Dalam setiap tahap usia perkembangan, individu hendaknya mampu mewujudkan tugas perkembangan tersebut. Setiap tahap atau periode perkembangan mempunyai tugas-tugas perkembangan sendiri-sendiri yang sudah harus dicapai pada akhir tahap perkembanganya itu. Pencapaian tugas perkembangan di suatu tahap perkembangan akan mempengaruhi perkembangan berikutnya(Ratna Asmara Pane, 1988). Tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa keberhasilan; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya(Yusuf, 2009:65).
Robert J. Havighurst (1953) mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas ini dalam batas-batas tertentu bersifat khas (spesifik) untuk masa-masa kehidupan seseorang. Havighust menegaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seseorang dalam masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaan.
Menurut Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas - tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan - kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Sebagai contoh dapat dikemukakan Havighurst, tugas perkembangan pada masa kanak-kanak Akhir dan anak sekolah (6,0 - 12,0):
Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0 – 12,0)
  • Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
  • Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
  • Belajar bergaul dengan teman sebaya.
  • Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
  • Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
  • Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
  • Mengembangkan kata hati.
  • Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
  • Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Disini pengimplikasian tugas perkembangan anak menurut Havighurst dalam bimbingan konseling adalah sebagai pengetahuan guru Sekolah Dasar dalam pengembangan setiap tugas perkembangan anak sesuai pada usia tersebut, membantu mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya, dan mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja sesuai dengan tugas-tugas perkembangan anak usia Sekolah Dasar.
Dari yang telah disebutkan di atas, tugas perkembangan anak usia Anak Sekolah Dasar (Usia 6 – 12 tahun), maka dapat di tarik kesimpulan bahwa tugas guru dalam pengimplikasian bimbingan konseling terhadap tugas perkembangan anak menurut Havighurst, yaitu:
  1. Guru mengadakan pembelajaran dengan melakukan permainan (belajar melalui permainan), sebagai perkembangan keterampilan fisik Anak usia Sekolah Dasar.
  2. Mengembangkan dan membentuk sikap yang sehat terhadap diri setiap peserta didik sebagai makhluk biologis, melalui nasehat atau pembelajaran di mata pelajaran IPA.
  3. Mengajarkan bagaimana bergaul dengan teman sebaya yang baik.
  4. Melakukan berbagai macam metode pembelajaran, seperti bermain peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
  5. Mambantu mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung melalui berbagai model pembelajaran.
  6. Mengembangkan konsep-konsep sehari-hari peserta didik.
  7. Mengembangkan serta membiasakan untuk mengungkapkan kata hati peserta didik, dengan memberikan waktu menyampaikan gagasan/ ide/ pendapat saat proses pembelajaran berlangsung.
  8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial melalui kerja elompok dan diskusi.

2 komentar:

  1. ini daftar pustakanya mana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ora ono, ben sampeyan rajin scrolling dan ggogling maneh heheheheh

      Hapus