1.
Riwayat
Robert James Havighurst
Robert
James Havighurst (5 Juni 1900 di De Pere, Wisconsin - 31 Januari 1991 di
Richmond, Indiana) adalah seorang profesor, fisikawan, pendidik, dan ahli
penuaan. Ayahnya Alfred Havighurst Freeman, dan ibunya Winifred Weter
Havighurst, adalah pendidik di Lawrence University. Havighurst bekerja dan
dipublikasikan baik pada era ke 80-an. Menurut keluarganya, Havighurst
meninggal karena penyakit Alzheimer pada usia 90.
a.
Pendidikan
Dia bersekolah
di sekolah umum di Wisconsin dan Illinois. Dia memperoleh banyak derajat dan
prestasi pendidikan: 1918-1921 BA dari Ohio Wesleyan University, 1922 MA Ohio
State University, 1924 Ph.D., Kimia Ohio State University, 1953-1954 Fulbright
Scholar, University of Canterbury, Selandia Baru, 1961 Fulbright Scholar
University of Buenos Aires, 1962 Kehormatan Gelar Sc. Adelphi University, 1963
Hon. L.L.D. Ohio Wesleyan University. 2.006
b.
Karier
Ia menerbitkan
sejumlah makalah di jurnal fisika dan kimia tentang struktur atom pada tahun
1924. Ia pergi ke Harvard University sebagai postdoctoral fellow, mempelajari
struktur atom dan kertas penerbitan di jurnal fisika dan kimia.
Dia memutuskan
untuk mengubah karir pada tahun 1928, sehingga ia pergi ke bidang pendidikan
eksperimental. Ia menjadi asisten profesor di University of Wisconsin-Madison.
Pada tahun 1940, ia menjadi seorang profesor pendidikan di University of
Chicago di Komite Universitas Pembangunan Manusia. Dia bekerja di bidang
penuaan. Sekali lagi, di tahun yang sama ia tertarik pada aspek internasional
dan komparatif pendidikan. Dia menulis beberapa buku dan banyak makalah yang
diterbitkan. Dan makalah yang diterbitkannya yang paling terkenal buku berjudul
"Pembangunan Manusia dan Pendidikan".
Ia dilantik di
Adult Internasional dan Balai Pendidikan Berkelanjutan of Fame.
c.
Intelektual kontribusi
Penelitian
pendidikan Havighurst berbuat banyak untuk memajukan pendidikan di Amerika
Serikat. Teori pendidikan sebelum Havighurst adalah terbelakang. Anak-anak
belajar dengan hafalan dan sedikit perhatian diberikan kepada bagaimana
anak-anak berkembang. Dari 1948 ke 1953 ia mengembangkan teori yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan manusia dan pendidikan. Penelitiannya
terbesarnya adalah pada tugas perkembangan. Havighurst mencoba untuk menentukan
tahap perkembangan pada berbagai tingkatan.
Havighurst
mengidentifikasi enam tahapan utama dalam kehidupan manusia meliputi lahir
sampai usia tua:
1) Bayi
& anak usia dini (lahir sampai 6 tahun)
2) Tengah
anak (6-13 tahun)
3) Remaja
(13-18 tahun)
4) Awal
Adulthood (19-30 tahun)
5) Middle
Age (30-60years old)
6) Kemudian
jatuh tempo (60 tahun ke atas)
Dari sana,
Havighurst mengakui bahwa setiap manusia memiliki tiga sumber untuk tugas-tugas
perkembangan, yakni:
1) Tugas
yang muncul dari kematangan fisik: Belajar berjalan, berbicara, kontrol dari
usus dan urine, berperilaku dengan cara yang dapat diterima oleh lawan jenis, menyesuaikan
diri dengan menopause.
2) Tugas
yang muncul dari nilai-nilai pribadi: Memilih pekerjaan, mencari tahu yang
pandangan filosofis.
3) Tugas
yang memiliki sumber mereka dalam tekanan masyarakat: Belajar membaca, belajar
untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Model tugas
perkembangan yang dikembangkan Havighurst adalah bergantung usia dan semua
fungsi pragmatis disajikan tergantung pada usia mereka, pendidikan pekerjaan
dan hak-hak sipil.
Dari tahun 1967
sampai 1971, Havighurst diarahkan Studi Pendidikan Nasional India, yang didanai
oleh Kantor Pendidikan Amerika Serikat. Dia melibatkan penduduk asli Amerika
dalam perencanaan penelitian serta membantu dalam pekerjaan lapangan dan
analisis data. Kesimpulan menunjukkan bahwa pendidikan untuk pemuda asli
Amerika di seluruh Amerika Serikat bervariasi menurut beberapa faktor seperti
pendanaan, lokasi, kurikulum, dosen, derajat isolasi, dan perbedaan budaya.
Rekomendasi termasuk cara menemukan bagi penduduk asli Amerika untuk memiliki
suara yang meningkat dalam pendidikan dan pembentukan Komisi Nasional
Pendidikan India.
Pada akhir
1960-an dan 1970-an, Havighurst memusatkan perhatiannya pada masalah pendidikan
perkotaan. Dia melakukan studi sekolah menengah umum di empat puluh lima kota
terbesar di Amerika Serikat. Studi ini meneliti: tujuan pendidikan, struktur
dan organisasi sekolah, karakteristik staf, kurikulum, kegiatan mahasiswa,
aktivis mahasiswa, dan sekolah-hubungan masyarakat. Havighurst menyimpulkan
bahwa ada segregasi lebih banyak dan lebih dalam dan pemisahan siswa SMA dari
kelompok sosial ekonomi dan etnis yang berbeda di 1969-1970 dari ada sepuluh
atau dua puluh tahun sebelumnya. Pada tahun 1977, pada usia tujuh puluh tujuh,
ia coedited sebuah buku di mana dia mengembangkan serangkaian kebijakan dan
praktek untuk perbaikan sekolah kota besar didasarkan pada penelitian.
2.
Pandangan
Havighurst
Havighurst (1900-1991) adalah seorang ilmuwan yang ahli di
bidang perkembangan dan manula. Ia juga concern di bidang fisika dan
kimia. Namun pada tahun 1982, ia tiba-tiba memutuskan mengubah concernnya
di bidang pendidikan. Havighurst membedakan enam tahapan perkembangan
berdasarkan karakteristik tugas perkembangan manusia. Tahapan-tahapan tersebut
ialah:
- Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0-6 tahun)
- Kanak-Kanak Madya (6-13 tahun)
- Remaja (13-18 tahun)
- Dewasa Awal (19-30 tahun)
- Masa Paruh Baya (30-60 tahun)
- Usia Lanjut (diatas 60 tahun)
Developmental Tasks
Intisari dari
tugas-tugas perkembangan yang disusun oleh Havighurst adalah; pertama, tugas
yang berhubungan dengan kematangan fisik (belajar berjalan, berbicara,
mengontrol pembuangan feses dan urin, melakukan perilaku-perilaku yang dapat
diterima oleh lawan jenis, menyesuaikan diri dengan kondisi menopause).
Kedua, tugas perkembangan yang didasari nilai-nilai personal (memilih
pekerjaan, mencari tahu mengenai pandangan-pandangan filosofis). Ketiga, tugas
perkembangan yang berhubungan dengan tuntutan-tuntutan lingkungan sosial
(belajar membaca, belajar menjadi warga negara yang bertanggung jawab).
Berikut ini adalah pentahapan tugas perkembangan menurut
Havighurst:
0-6 tahun
Di
masa ini manusia belajar untuk berjalan, merangkak, memakan makanan yang padat,
berbicara, mengontrol regulasi pembuangan feses dan urin, mengenali dan
membedakan ciri-ciri fisik berdasarkan gender, belajar sedikit demi sedikit
untuk membaca, serta membentuk konsep dan mempelajari bahasa untuk
mendeskripsikan situasi fisik dan sosial yang riil.
6-13 tahun
Di
masa ini manusia belajar kemampuan fisik untuk melakukan permainan sederhana,
menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua, membangun perilaku yang sehat
agar diterima secara sosial, mengenali peran-peran gender secara lebih
kompleks (maskulin-feminin), membangun konsep yang teratur mengenai kehidupan
sehari-hari, mengembangkan kesadaran, moralitas, dan perangkat nilai serta
sistem sosial, mencapai independensi personal, serta membangun sikap dan
perilaku yang sesuai dengan sistem nilai yang dianut lingkungan sosialnya.
13-18 tahun
Di
masa ini manusia belajar untuk, membangun hubungan yang matang dengan kawan
sebaya dari berbagai jenis kelamin, mempelajari dan menggapai salah satu peran
gender, menggapai kemandirian emosional terpisah dari orangtuanya dan orang
dewasa lainnya, menyiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga, memilih perangkat
nilai dan sistem etis yang menjadi panduan dalam berperilaku, menggapai
perilaku-perilaku yang punya nilai tanggung jawab sosial, serta memilih pekerjaan.
19-30 tahun
Di
masa ini manusia harus memilih pasangan, belajar untuk hidup berdampingan
dengan pasangan hidup, membangun keluarga, mengasuh anak, mengurus rumah,
memulai pekerjaan, memiliki tanggung jawab sosial secara luas, serta menemukan social
group yang menyenangkan.
30-60 tahun
Di
masa ini manusia sudah mulai mendampingi remaja dan anak-anak agar menjadi
pribadi yang yang bahagia dan bertanggung jawab, menggapai inluensi sosial dan
tanggung jawab yang lebih luas dalam masyarakat, mencapai dan memelihara
performansi yang memuaskan dalam pekerjaan, membangun aktivitas adult
leisure time, menerima dan menyesuaikan perubahan-perubahan psikologis pada
masa paruh baya, dan menyesuaikan diri menjadi orangtua lanjut.
Diatas 60 tahun
Di
masa ini manusia biasanya menyesuaikan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan,
menyesuaikan terhadap penurunan pendapatan dan pensiun, menyiapkan kematian
pasangan, membangun afiliasi yang eksplisit terhadap salah satu kelompok
manula, mengadopsi dan mengadaptasi peranan sosial dalam cara-cara yang fleksibel,
serta membangun kepuasan fisik terhadap hidupnya.
3.
Implikasi
Pandangan Robert James Havighurst terhadap Bimbingan Konseling
Bimbingan
dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal,
dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK
Mendikbud No. 025/D/1995).
Bimbingan
dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru
sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan
peserta didik. (Naskah Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional
Konselor dan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan
Formal, 2007).
Sejak
tahun 1950-an penekanan pada perkembangan dalam bimbingan dan konseling sejalan
dengan konsepsi tugas-tugas perkembangan yang dicetuskan oleh
Havighurst(Hansen, dkk.,1976). Dalam hal itu, peranan bimbingan dan konseling
adalah memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjalani alur
perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan dipusatkan
untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju kematangan dalam perkembangannya.
Thompson
& Rudolph menekankan bahwa tugas bimbingan dan konseling adalah menangani
hambatan-hambatan perkembangan itu.
Masing-masing individu berada pada usia perkembangan. Dalam setiap tahap
usia perkembangan, individu hendaknya mampu mewujudkan tugas perkembangan
tersebut. Setiap tahap atau periode perkembangan mempunyai tugas-tugas
perkembangan sendiri-sendiri yang sudah harus dicapai pada akhir tahap
perkembanganya itu. Pencapaian tugas perkembangan di suatu tahap perkembangan
akan mempengaruhi perkembangan berikutnya(Ratna Asmara Pane, 1988). Tugas
perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan
akan membawa keberhasilan; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
berikutnya(Yusuf, 2009:65).
Robert
J. Havighurst (1953) mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai
oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas ini dalam batas-batas
tertentu bersifat khas (spesifik) untuk masa-masa kehidupan seseorang.
Havighust menegaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seseorang
dalam masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial
serta norma-norma kebudayaan.
Menurut
Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas - tugas perkembangan itu
merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan - kesulitan
dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Sebagai contoh
dapat dikemukakan Havighurst, tugas perkembangan pada masa kanak-kanak
Akhir dan anak sekolah (6,0 - 12,0):
Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah
(6,0 – 12,0)
- Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
- Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
- Belajar bergaul dengan teman sebaya.
- Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
- Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
- Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
- Mengembangkan kata hati.
- Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
- Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Disini pengimplikasian tugas
perkembangan anak menurut Havighurst dalam bimbingan konseling adalah sebagai
pengetahuan guru Sekolah Dasar dalam pengembangan setiap tugas perkembangan
anak sesuai pada usia tersebut, membantu mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal, menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan
kerjanya, dan mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja
sesuai dengan tugas-tugas perkembangan
anak usia Sekolah Dasar.
Dari yang telah disebutkan di atas,
tugas perkembangan anak usia Anak Sekolah Dasar (Usia 6 – 12 tahun), maka dapat
di tarik kesimpulan bahwa tugas guru dalam pengimplikasian bimbingan konseling
terhadap tugas perkembangan anak menurut Havighurst, yaitu:
- Guru mengadakan pembelajaran dengan melakukan permainan (belajar melalui permainan), sebagai perkembangan keterampilan fisik Anak usia Sekolah Dasar.
- Mengembangkan dan membentuk sikap yang sehat terhadap diri setiap peserta didik sebagai makhluk biologis, melalui nasehat atau pembelajaran di mata pelajaran IPA.
- Mengajarkan bagaimana bergaul dengan teman sebaya yang baik.
- Melakukan berbagai macam metode pembelajaran, seperti bermain peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
- Mambantu mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung melalui berbagai model pembelajaran.
- Mengembangkan konsep-konsep sehari-hari peserta didik.
- Mengembangkan serta membiasakan untuk mengungkapkan kata hati peserta didik, dengan memberikan waktu menyampaikan gagasan/ ide/ pendapat saat proses pembelajaran berlangsung.
- Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
ini daftar pustakanya mana ya?
BalasHapusora ono, ben sampeyan rajin scrolling dan ggogling maneh heheheheh
Hapus